Popular Post

Archive for Maret 2014

Kata Konjungsi

By : Unknown


Konjungsi, konjungtor, atau kata sambung adalah kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat. Contoh: dan, atau, serta.
Preposisi dan konjungsi adalah dua kelas yang memiliki anggota yang dapat beririsan. Contoh irisannya adalah karena, sesudah, sejak, sebelum.
Perilaku sintaksis


1. Konjungsi koordinatif; menghubungkan dua atau lebih unsur (termasuk kalimat) yang sama pentingnya atau setara. Kalimat yang dibentuk disebut kalimat majemuk setara. Contoh: dan,serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, sedangkan.


2. Konjungsi korelatif; menghubungkan dua atau lebih unsur (tidak termasuk kalimat) yang memiliki status sintaksis yang sama dan membentuk frasa atau kalimat. Kalimat yang dibentuk agak rumit dan bervariasi, kadang setara, bertingkat, atau bisa juga kalimat dengan dua subjek dan satu predikat. Contoh: baik ... maupun, tidak hanya ..., tetapi juga, bukan hanya ..., melainkan juga, demikian ... sehingga, sedemikian rupa ... sehingga, apa(kah) ... atau, entah ... entah, jangankan ..., ... pun.


3. Konjungsi subordinatif; menghubungkan dua atau lebih klausa yang tidak memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi membentuk anak kalimat yang jika digabungkan dengan induk kalimat akan membentuk kalimat majemuk bertingkat.


1. Konjungsi subordinatif waktu; sejak


2. Konjungsi subordinatif syarat; jika


3. Konjungsi subordinatif pengadaian; andaikan


4. Konjungsi subordinatif tujuan; agar


5. Konjungsi subordinatif konsesif; biarpun


6. Konjungsi subordinatif pembandingan; ibarat


7. Konjungsi subordinatif sebab; karena


8. Konjungsi subordinatif hasil; sehingga


9. Konjungsi subordinatif alat; dengan


10.Konjungsi subordinatif cara; tanpa


11.Konjungsi subordinatif komplementasi; bahwa


12.Konjungsi subordinatif atributif; yang


13.Konjungsi subordinatif perbandingan; sama ... dengan


4. Konjungsi antarkalimat; merangkaikan dua kalimat, tetapi masing-masing merupakan kalimat sendiri.



Kalimat Aktif Dan Pasif

By : Unknown


Kalimat aktif adalah Kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan atau melakukan perbuatan.


Ciri-ciri :

1. Subjeknya sebagai pelaku.

Helsa Situmorang membaca buku. (Helsa sebagai pelaku)

2. Predikatnya berawalan me- atau ber-.

3. Predikatnya tergolong kata kerja aus.


Contoh :

1. Adik membaca buku.

2. Tatang bermain bola.

3. Yuli mandi di kolam renang.

4. Wawan telah membeli buku gambar.


Kalimat Pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau dikenai perbuatan.

Ciri-ciri :

1. Subjeknya sebagai penderita.

2. Predikatnya berawalan di-, ter-, atau ,ter-kan.

3. Predikatnya berupa predikat persona (kata ganti orang, disusul oleh kata
kerja yang kehilangan awalan).


Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :

1. Subjek akan menjadi Objek

2. Predikat berimbuhan me – ~ di-

3. Bila subjeknya berupa kata ganti orang pada kalimat aktif maka predikat pada kalimat aktif tidak menggunakan awalan di-. Kata ganti orang tersebut diletakkan sebelum predikat tanpa imbuhan.






Contoh :

1. Andi membaca novel di kamar. (Kalimat aktif)

S P O K


Novel dibaca Andi di kamar. (kalimat pasif)

S P O K

2. Saya menulis cerita di teras rumah. (aktif)

S P O K (kalimat aktif dengan subyek kata ganti orang )

Cerita saya tulis di teras rumah. (pasif)

S O P K (kalimat pasif kata kerja imbuhan di hilangkan)

Saya sudah membeli buku itu. (aktif)

Buku itu sudah kubeli. (pasif)

Drama

By : Unknown

Pengertian Drama | Drama berasal dari kata Yunani, draomai yang berarti berbuat, bertindak, bereaksi, dan sebagainya. Jadi, kata drama dapat diartikan sebagai perbuatan atau tindakan. Seraca umum, pengertian drama adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama dikenal dengan istilah teater. Dapat dikatakan bahwa drama berupa cerita yang diperagakan para pemain di panggung. Selanjutnya, dalam pengertian kita sekarang, yang dimaksud drama adalah cerita yang diperagakan di panggung berdasarkan naskah. Pada umumnya, drama mempunyai dua arti, yaitu drama dalam arti luas dan drama dalam arti sempit. Dalam arti luas, pengertian drama adalah semua bentuk tontonan yang mengandung cerita yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dalam arti sempit, pengertian drama adalah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan ke atas panggung.










Pengertian Drama



Sejarah drama sebagai tontonan sudah ada sejak zaman dahulu. Nenek moyang kita sudah memainkan drama sejak ribuan tahun yang lalu. Bukti tertulis yang bisa dipertanggung jawabkan mengungkapkan bahwa drama sudah ada sejak abad kelima SM. Hal ini didasarkan temuan naskah drama kuno di Yunani. Penulisnya Aeschylus yang hidup antara tahun 525-456 SM. Isi lakonnya berupa persembahan untuk memohon kepada dewa-dewa. Sejarah lahirnya drama di Indonesia tidak jauh berbeda dengan kelahiran drama di Yunani. Keberadaan drama di negara kita juga diawali dengan adanya upacara keagamaan yang diselenggarakan oleh para pemuka agama. Intinya, mereka mengucapkan mantra dan doa.






Ada beberapa jenis drama tergantung dasar yang digunakannya. Dalam pembagian jenis drama,biasanya digunakan tiga dasar, yakni: berdasarkan penyajian lakon drama, berdasarkan sarana, dan berdasarkan keberadaan naskah drama. Berdasarkan penyajian lakon, drama dapat dibedakan menjadi delapan jenis, yaitu:
Tragedi: drama yang penuh dengan kesedihan
Komedi: drama penggeli hati yang penuh dengan kelucuan.
Tragekomedi: perpaduan antara drama tragedi dan komedi.
Opera: drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik.
Melodrama: drama yang dialognya diucapkan dengan diiringi melodi/musik.
Farce: drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan.
Tablo: jenis drama yang mengutamakan gerak, para pemainnya tidak mengucapkan dialog, tetapi hanya melakukan gerakan-gerakan.
Sendratari: gabungan antara seni drama dan seni tari.


Berdasarkan sarana pementasannya, pembagian jenis drama dibagi antara lain:
Drama Panggung: drama yang dimainkan oleh para aktor dipanggung.
Drama Radio: drama radio tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa didengarkan oleh penikmat.
Drama Televisi: hampir sama dengan drama panggung, hanya bedanya drama televisi tak dapat diraba.
Drama Film: drama film menggunakan layar lebar dan biasanya dipertunjukkan di bioskop.
Drama Wayang: drama yang diiringi pegelaran wayang.
Drama Boneka: para tokoh drama digambarkan dengan boneka yang dimainkan oleh beberapa orang.


Jenis drama selanjutnya adalah, berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama. Pembagian jenis drama berdasarkan ini, antara lain:
Drama Tradisional: tontonan drama yang tidak menggunakan naskah.
Drama Modern: tontonan drama menggunakan naskah.

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Perpustakaan Digital - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -